Mencari pasien untuk pemenuhan requirement,
bertandang ke rumah untuk sekedar janjian jadwal kunjungan, sampai antar jemput
pasien adalah hal paling lumrah yang dilakukan dalam profesi kedokteran gigi. Memang paling nikmat jadi pasien anak koas KG, benar-benar berasa jadi raja. Apalagi kalau pasiennya buat pedodonsia (gigi anak). Sudah dijemput, dijajanin, diberikan service perawatan lagi..hehe pokoknya apa aja demi pasien deh yang penting mau dirawat.
Dari
sebagian kecil kegiatan tersebut, ada yang membuat saya terkesan. Suatu hari,
saya bertandang ke rumah keluarga pasien untuk memastikan jadwal kunjungan.
Pasien saya ini agak berbeda dengan pasien saya yang lain. Karena setiap saya
berkunjung, si ibu pasien saya ini selalu menyempatkan diri untuk membuatkan
saya unjukan. Ya, sederhana yang ia sajikan, hanya segelas teh hangat atau air
sirup dengan penganan ala kadarnya seperti setoples keripik singkong. Sudah beberapa
kali saya ke sana dan meminta si ibu untuk tidak repot-repot karena saya hanya
mampir sebentar tapi si ibu tetap saja membuatkan. Ah, akhirnya saya urungkan
niat buru-buru dan meluangkan waktu untuk sekedar ngobrol dengan keluarga kecil
itu. Saya terkesan dengan usaha si ibu untuk membuat saya merasa benar-benar
menjadi tamu.
Hm, dari segelas teh hangat itu
aku jadi belajar lebih menghargai orang lain, bahwa dengan memberi sekecil apa pun bisa
berarti sedemikian besar. Dari segelas teh hangat itu, ilmu komunikasiku
sebagai dokter gigi muda juga semakin terasah. Dan dari segelas teh hangat itu
juga, aku bisa merasakan kehangatan dari sebuah keluarga yang bahkan tak ada
hubungan darah denganku. Jadi homesick tiba-tiba